Jumat, Oktober 24, 2008
Malaysia, 2008
The Architect's View
World renowned architect Cesar Pelli of Cesar Pelli & Associates, who was among several architects competing for the project, impressed PETRONAS with his proposal.
Semoga ini bisa membantu
1. kalo lewat udara yg langsung ke KL, naik air asia sampe di LCCT
bisa naik bus yg 8-9 ringgit sampe di KL sentral, kalo ga salah naik
pesawat lain yg sampe di KLIA blum bisa naik bus yg 8-9rm, adanya yg
Bus 20rm/KLIA express. dari KL sentral bisa naik monorail untuk ke
arah bukit bintang, kira2 daerahnya mirip sarinah ato menteng n
kemang
di jkt. kalo mo ke petronas twin towers, bisa naik putraline. ato kalo mo ke
genting bisa yg pp beli ticket di KL sentral (tapi terakhir saya
kesana, bus yg pp ke genting tidak ada yg stop di KL sentral) ato
alternatif lain adalah naik monorail sampe timesquare/bukit bintang
dari sana jalan ke pasar rakyat n naik bus (setahun lalu sekali jalan
10rm), ato ke puduraya. sampe di pertengahan genting naik cable car..
Malaysia merupakan sebuah negara berpendapatan sederhana, berubah dari sebuah negara penghasil bahan mentah seperti getah, bijih timah dan sebagainya. Pada tahun 1971, menjadi negara multisektor melalui Kebijakan Ekonomi Baru. Pada dasarnya, pertumbuhan Malaysia bergantung pada ekspor bahan elektronik seperti chip komputer dan sebagainya. Akibatnya, Malaysia merasakan tekanan hebat semasa krisis ekonomi pada tahun 1998 dan kemerosotan dalam sektor teknologi informasi pada tahun 2001. KDNK pada tahun 2001 hanya meningkat sebanyak 0,3% disebabkan pengurangan 11% dalam bilangan ekspor tetapi paket perangsang fiskal yang besar telah mengurangi dampak tersebut.
Malaysia mempunyai sejumlah elemen makroekonomi yang stabil (di mana tingkat inflasi dan tingkat pengangguran tetap di bawah 3%), simpanan pertukaran uang asing yang sehat, dan utang luar negeri yang rendah. Ini memungkinkan Malaysia untuk tidak mengalami krisis yang sama seperti Krisis finansial Asia pada tahun 1997. Walau bagaimanapun, prospek jangka panjang kelihatan kurang baik disebabkan kurangnya perubahan dalam sektor badan hukum terutama sektor yang berurusan dengan utang korporat yang tinggi dan kompetitif.
Selain getah dan kelapa sawit yang banyak di Semenanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak juga kaya akan sumber alam seperti kayu balak, minyak bumi dan gas alam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar